Pages

Merdeka

Senin, 16 Mei 2011

Malam menghunus langit.
Menggelegarkan suara bertuan.
Hening, pecah memekakan
diantara mereka semua.
Berlari dan berlari
melompat dari bilik akan datangnya mereka.
Berusaha berucap
melewati celah-celah keperbudakan.
Tembakan demi tembakan, menjuru
menghempas tiap jantung hati.
Darah demi darah, menguar samar-samar.
Jatuh, merenggut, merapal,
semoga esok angin membawa asa baru
tentang kemerdekaan yang siap bersua.
----
Ini puisi yang saya buat pagi ini, dengan ditemani suara penjual Bakpao, pagi yang bergumul lembut, dan angin yang berdesir pelan.
Selasa, 17 Mei 2011. 06.23 WIB

Tidak ada komentar :

Posting Komentar