----
Pecinta Diam – Diam ( Puisi )
Aku seperti senyawa angin yang terbang tanpa tahu arah.
Mengitarimu dalam diam, dalam hati.
Aku seperti kicauan burung yang mengalun tanpa henti.
Membawa segenggam pesan dengan isi hati.
Aku seperti malam sunyi yang teronggok mati.
Membawa asa cinta yang tak kunjung sampai.
Aku hanyalah seorang pecinta diam-diam
Yang hanya bisa memandangimu dari jauh tanpa dihiraukan
Bilik hatinya berucap
Mengganti satu demi satu
Terduduk
Dalam kesunyian
Menguar
Terlepas dari tempat yang seharusnya
Terlambat
Secercahnya baru saja pergi
Ikut kembali
Dalam gaungan hati yang sakit
Lalu hilang
Pergi tanpa permisi
Hanya meninggalkan satu kenangan
Hati yang tersakiti
Patah
Gemerisik waktu mengalun
Menyanyikan gugusannya untuk bicara
Terbias dalam alunan kisah fana
Tirai kabut lunglai
Menghadirkan satunya untuk kembali
Dalam pelukan tempo lama
Dua sampai tujuh tahun
" Jalanan masih panjang."
Derai tangis dan tawa menerpa
" Aku yakin, garuda masih mengepakkan sayapnya."
Hembus dan terbang
Kembali pada kisah roman
Tentang aku, kita, dan mereka
" Film itu tidak akan selesai, sebelum kita yang menyelesaikannya."
Menyanyikan gugusannya untuk bicara
Terbias dalam alunan kisah fana
Tirai kabut lunglai
Menghadirkan satunya untuk kembali
Dalam pelukan tempo lama
Dua sampai tujuh tahun
" Jalanan masih panjang."
Derai tangis dan tawa menerpa
" Aku yakin, garuda masih mengepakkan sayapnya."
Hembus dan terbang
Kembali pada kisah roman
Tentang aku, kita, dan mereka
" Film itu tidak akan selesai, sebelum kita yang menyelesaikannya."
----
Tidak ada komentar :
Posting Komentar