patah hati
|
[ki] (1) cabar hati; hilang keberanian; (2) hilang kemauan; tidak mau berusaha (berkumpul) lagi; (3) kecewa krn putus percintaan; kecewa krn harapannya gagal
|
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/patah%20hati/mirip#ixzz30Y83LYn2
Ada apa dengan patah hati?
Mengapa sakit?
Lalu bagaimana bangun dari patah hati?
Pertanyaan sederhana dan lumrah. Tidak ada yang salah. Bahkan dengan patah hati itu sendiri. Yang salah adalah ketika kita terlalu terpuruk dan tidak mau berjuang keluar dari patah hati itu sendiri.
Sakit karena patah hati kira-kira hampir sama seperti sakit ketika terluka karena goresan atau jatuh. Tapi mungkin lebih parah, karena batin mempengaruhi jasmani.
Bangun dari patah hati itu bergantung pada diri kita. Kamu mau bangun atau tidak? Kamu mau lolos atau diterkam singa dan mati terkapar?
Saya lupa kapan terakhir saya patah hati. Mungkin 2 tahun lebih 2 bulan yang lalu. Atau sebulan yang lalu? Atau beberapa hari sebelum ini? Entahlah, saya lupa. Saya tidak ingat, atau tidak ingin mengingatnya.
Saya menulis ini karena merasa beberapa hari ini dikelilingi orang yang sedang sakit batinnya. Entah putus cinta, sakit hati, kecewa atau memang tidak ingin bangun dari sakit itu sendiri.
Kadang terlintas pertanyaan, mengapa ada orang yang senang (atau mungkin tidak sengaja) mematahkan hati orang lain? Tapi mungkin beberapa juga kesalahan si orang yang patah hati. Kita tidak pernah tahu kan apa yang membuat kita memilih pergi dan mematahkan hati orang lain dan mengapa kita memilih bertahan dan jatuh kalau kita sudah tahu pada akhirnya akan patah hati.
Pada akhirnya itu tetap akan menjadi rahasia hati yang mungkin masing-masing pemiliknya belum tentu tahu jawabannya.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar