Kau masih memanggil di ujung sana. Kerongkonganku semakin kerontang. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku berlari ke arahmu, membawa kerinduan yang goyah akan sengatan sinar matahari. Kau semakin dekat dan dekat. Lalu, tiba-tiba, kau mengabur, pecah menjadi jutaan molekul dan tak terlihat lagi.
Fatamorgana. Ya, kau fatamorgana.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar